Mungkin kami bukan orang tua kandung yang melahirkan anak-anak didik di sekolah kami, tetapi melihat mereka belajar bertumbuh kembang dan lulus dari sini merupakan suatu kebahagian tersendiri bagi saya, mungkin salah satu faktor ini yang membuat saya senang terhadap profesi yang satu ini yaitu menjadi seorang guru di sebuah sekolah boarding.
Sebuah analogi sederhana yang saya pegang dan menjadi prinsip saya menjadi seorang guru.Kami selalu mengibaratkan diri kami seperti peternak yang berusaha menetaskan sebuah telur ayam.
Mungkin banyak orang diluaran sana yg beranggapan “kenapa to telur ayam harus dipisahkan dari induknya?, mbok biar disitu saja biar di engkrami induknya sampai menetas itukan tugas induknya untuk menetaskan si telur, kan kasihan juga induknya, masak dipisahkan dengan calon anaknya”.
Tapi banyak orang yang tidak tahu juga kalo si peternak ini sebenarnya lebih faham bagaimana cara agar si telur kemungkinan mentasnya dalam keadaan sehat itu lebih tinggi, karena si peternak ini sudah mendapatkan berbagai macam pendidikan khusus, belajar mengikuti pelatihan-pelatihan dan berpengalaman dalam hal menetaskan si telur tersebut.
Jadi si peternak ini tau kemungkinan” Jika telur ini tetap di engkrami si induknya maka akan ada beberapa hal yang membahayakan telur dan memperkecil kemungkinan telur untuk menetas. Melihat hal itu peternak memiliki cara tersendiri untuk membuat kemungkinan menetas si telur ini lebih tinggi dan dalam kondisi yang terbaik.
Kelihatannya seperti menyiksa dan kejam memang, memisahkan telur dengan induknya menaruhnya di sebuah inkubator dan diberikan treathment khusus. Tetapi semua itu tadi bertujuan sama dengan si induk ayam, yaitu untuk memberikan pelayanan terbaik agar telur-telur tadi menetas dalam kondisi yang terbaik.
Toh ketika sudah menetas nantinya anak-anak ayam akan diberikan kembali ke induknya untuk mengenalkan si anak ayam mengenai ilmu-ilmu kehidupan yang sesungguhnya.
Ada berapa ilmu yang tidak diketahui oleh si induk untuk menetaskan si telur agar menjadi calon anak ayam yang terbaik. Tetapi juga ada ilmu yang tidak diketahui oleh si-peternak dalam memelihara anak ayam ketika sudah menetas agar mencadi calon ayam dewasa terbaik.
Maka sebenarya akan lebih baik dan bijak jika kedua belah pihak saling berkolaborasi untuk mempersiapkan masa depan si telur agar menjadi calon ayam-ayam dewasa terbaik dan menelurkan kembali calon-calon ayam terbaik lagi nantinya.
Sebuah analogi sederhana tetapi make sense dengan dunia pendidikan di sekolah boarding yang mengharuskan siswanya tinggal di sebuah asrama. Semoga perumpamaan tersebut dapat menjelaskan dan memfahamkan kepada kita semua kenapa sekolah boarding itu penting dan menjadi salah satu jalan keluar untuk ayah dan bunda di luaran sana yang mencari pendidikan terbaik untuk sang generasi penerus peradaban bangsa.
Oleh Arif Rahmanto (ustadz pengampu mapel kejuruan)