Isra’ Mi’raj adalah peristiwa yang sangat penting dalam sejarah Islam, karena merupakan peristiwa di mana Nabi Muhammad SAW diangkat ke langit oleh Allah SWT. Isra’ Mi’raj terjadi pada tahun 621 Masehi dan menjadi salah satu momen paling penting dalam sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW.
Isra’ Mi’raj berasal dari bahasa Arab yang artinya “perjalanan malam dan naik ke atas” dan merujuk pada perjalanan yang diambil Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem, dan kemudian naik ke langit untuk bertemu dengan Allah SWT. Perjalanan ini dilakukan dalam waktu satu malam, dan menurut tradisi Islam terjadi pada tanggal 27 Rajab.
Dalam peringatan Isra’ Mi’raj ini santri SMK PRESIDEN membuat karya untuk baginda kita tercinta Nabi Muhammad ﷺ . Berikut karya-karya dari santri SMK PRESIDEN:
Sang Penyangga untuk Anak Adam
Karya : Zhafrani Avicena (X TKJ 2)
Gemerlap Sang Tauladan
Menuntun manusia ke kanan
Menyampaikan kiriman kemuliaan
Semesta menyamarkan kepahitan
tanpa resah langkah rembulan
dimensi purnama bayangan
Walau disandung makian
Tetap tegap bertahan
Demi umat Sang Pahlawan
ringan menjalankan kewajiban.
Syukur dan Shalawat kusenandungkan,
Wahai Rasulullah SAW.
Isra’ Mi’raj 27 Rajab 1444 Hijriah
SANTRI TELAT, PENGINGAT SHOLAT
Karya : Mutiara(X TKJ 2)
Sore hari nan indah, hembusan angin sepoi-sepoi menerpa PPTQ Al-Falah. Jadwal yang sangat dinantikan para santri. Mereka melangkahkan kaki keluar dari penjara suci, katanya. Alvian adalah salah satu santri yang berparas hitam manis, memiliki kumis tipis, dan senyuman manis. Ia menggunakan jadwal keluar hanya untuk berjalan-jalan bersama teman-teman sebayanya. Di tengah perjalanan mereka bertemu dengan sekelompok anak kompleks sebelah yang sedang asik bermain lato-lato.
“Eh, Dek udah sholat belum tadi?” Tanya Taka salah satu teman Alvian.
“Sholat biar apa mas? Emang bakal dapet apa?” Tanya Bayu salah satu dari anak-anak kompleks tersebut.
“Biar dapet pahala buat bekal nanti di akhirat, soalnya amalan pertama yang akan dihisab itu adalah sholat” ucap Alvian.
“Tau nggak? 18 Februari besok hari apa?” Spontan Naoval bertanya kepada mereka.
“Ngga tau, emang hari apa, Mas?” tanya Arya salah satu dari anak komplek yang penasaran.
“Kasih paham Al!” Seru Taka memerintah Alvian.
“Oke deh, jadi 18 Februari 2023 besok bertepatan dengan hari isra’ mi’raj. Isra’ mi’raj itu adalah perjalan Nabi Muhammad SAW dari Mekkah menuju langit ke-7 dengan menggunakan Buraq untuk melakukan negosiasi tentang sholat yang awalnya 50 kali dalam 1 hari menjadi 5 kali dalam 1 hari.” Jelas Alvian panjang lebar pada anak-anak kompleks tersebut.
“Nah, coba bayangin kalo dalam 1 hari kita sholat 50 kali pasti banyak yang males, orang dikasih keringanan 5 kali aja banyak yang ngga ngelakuin, astagfirullah.” Ujar Naoval sok-sokan istigfar padahal dia sering mashbuq.
“Oke, sekarang kalian mending pulang terus sholat Ashar mumpung masih ada waktu.” Ucap Fachri yang sedari tadi diam.
“Emang ini jam berapa Mas?” tanya Arby salah satu dari anak-anak kompleks
“Eh udah jam 16:55, OTW telat!” Seru Taka yang baru saja melihat jam tangannya.
“Ya udah kita balek dulu ntar kalo telat di hukum lagi, eh bocil buruan pulang sana kena marah sama emak baru tau lo, jangan lupa sholat!” ucap Naoval kepada anak-anak kompleks itu.
“Woi Fachri, Naoval buruan ayo!” teriak Taka yang sudah lari duluan bersama Alvian.
“Ayok kita ditinggal ini!” Fachri mengajak Naoval.
“Eh tungguin!” Naoval yang ikut lari mengejar kedua temannya meninggalkan Fachri yang masih diam.
“Loh kok ditinggal?, Naoval ngga asik!” ucap Fachri sembari mengelus dada.
TOREHAN SANG TUHAN
Karya: Nabila (X TKJ 2)
Sore itu jingga melunturkan penatnya. Cahaya berbaur indah bersama awan menorehkan petang nan indah diujung barat. Kicauan burung disambut kumandang adzan yang seirama. Insan-insan mulai bergegas menuju surau untuk melakukan kewajibannya. Rumah berwarna biru itu lengang menyisakan pemilik rumah sedang menjawab melodi-melodi adzan yang dilantunkan.
“Arsha, udah adzan sholat dulu, Nak!” Seru seorang wanita sembari melangkahkan kakinya menuju keberadaan Arsha.
Tok tok tok…..
Ia mengetuk pintu kamar Arsha “Iya Ma, sebentar.” jawabnya. Lengang. Sang pemilik kamar tak kunjung membuka pintu. Wanita itu pun memutar knop pintu, membukanya “Astaghfirullah Arsha, ini udah Maghrib loh!” Amarahnya hampIr-hampir meluap sembari kedua tangannya mengelus dada.
“Iya Ma, nanggung dikit lagi menang!” Sembari memainkan game dilayar sentuhnya itu. Tiba-tiba saja game yang dilayar sentuhnya itu mati “Yahh, baterainya lowbat.” Gerutunya sembari memanyunkan bibirnya. “Gimana, udah puas mainnya?” Tanya wanita itu, sedikit meledek “Ih, Mama padahal lagi seru-serunya.” Berjalan gontai mendekati wanita itu, yang tak lain adalah mamanya. “Arsha tau peristiwa isra’ mi’raj?” Tanyanya penasaran.
“Tau kok Ma, itu kan yang Nabi Muhammad SAW naik ke langit ke tujuh?” Jawabnya. “Terus, lanjutannya?” “Nggak tau Ma, Arsha lupa.” Menggaruk kepalanya yang tidak gatal, mencoba mengingat-ngingat.
“Nah, jadi peristiwa isra’ mi’raj itu saat Nabi Muhammad SAW naik ke langit ketujuh menggunakan Buraq untuk negosiasi sholat kepada Allah SWT yang awalnya 50 kali menjadi 5 kali dalam sehari.” Terangnya panjang lebar. Arsha memperhatikan wanita itu, ternganga.
“Coba deh Arsha bayangin, sehari sholat 50 kali, pasti capek kan?” lanjutnya.
“Iya juga ya, sholat 5 kali aja Arsha masih males, ngulur waktu.”
“Astaghfirullahal’adzim.” Ucap mereka bersamaan sembari menggeleng-gelengkan kepala.
Menggaungkan Peristiwa Isra’ Mi’raj Pada Generasi Z
By: Shalsa Sabilla
Semakin berkembangnya zaman, peristiwa-peristiwa sejarah sedikit demi sedikit mulai dilupakan. Terlebih di kalangan anak muda yang kebanyakan lebih fokus pada sesuatu yang bersifat duniawi. Ditambah kemajuan teknologi yang seringkali malah digunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Hal ini menyebabkan generasi muda sekarang kurang menyelami Islam, hingga syariat-syariat Islam terasa asing bagi mereka. Dari sini kita akan kembali mengingat salah satu peristiwa penting agama kita.
Ada banyak peristiwa-peristiwa penting dalam Islam. Salah satunya adalah Isra’ Mi’raj. Tahukah kalian apa itu Isra’ Mi’raj? Bagaimana terjadinya Isra’ Mi’raj? Simak penjelasan berikut.
Isra’ Mi’raj secara bahasa berasal dari dua kata. Isra’ yang berasal dari kata asra-yusri-isra yang berarti memperjalankan dan Mi’raj yang berarti alat naik atau tangga. Sedangkan dalam Islam sendiri, Isra’ adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah menuju ke Masjidil Aqsha di Yerussalem, Palestina. Mi’raj adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari bumi menuju langit ketujuh kemudian dilanjutkan ke Sidratul Muntaha. Dua perjalanan tersebut dilakukan dalam waktu semalam.
Menurut ulama hadits, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dalam keadaan terjaga, bukan dalam keadaan tidur atau bermimpi dengan mengendarai Buraq. Buraq tersebut dibawa oleh Malaikat Jibril dari surga. Isra’ Nabi Muhammad dengan Malaikat Jibril diawali dengan singgah ke lima tempat. Dalam setiap perjalanan berhenti sejenak dan melakanakan salat sunnah 2 rakaat.
Pertama, Nabi Muhammad SAW singgah di kota Madinah, Malaikat Jibril menjelaskan kepada beliau bahwa di kota inilah kelak Nabi Muhammad SAW berhijrah. Kemudian singgah di Kota Madyan, yaitu tempat persembunyian Nabi Musa ketika dikejar tentara Fir’aun, lalu melaksanakan salat dua rakaat. Kemudian setelah melanjutkan perjalanan, Jibril menyuruh Nabi Muhammad SAW turun untuk salat sunnah di Thur Sina yang merupakan tempat Nabi Musa AS berbicara langsung dengan Allah SWT.
Keempat, Jibril meminta Nabi Muhammad SAW berhenti untuk salat sunnah di Baitul Lahm (tempat Nabi Isa lahir). Lalu, Nabi Muhammad SAW bersama Jibril singgah di Masjid Al-Aqsha, Palestina dalam perjalanan malam tersebut. Beliau mengalami banyak peristiwa bermakna, beliau disuguhi dua gelas yang berisi susu dan arak, kemudian beliau memilih gelas yang berisi susu. Malaikat Jibril mengucapkan selamat karena beliau telah memilih yang terbaik untuk dirinya dan umatnya.
Perjalanan Mi’raj ke Sidratul Muntaha, setelah mengimami salat di Masjid Al-Aqsha, Nabi SAW bersama Malaikat Jibril menuju Sidratul Muntaha. Dalam perjalanan tersebut Nabi SAW dan Malaikat Jibril singgah di tujuh lapis langit. Di langit pertama beliau bertemu dengan Nabi Adam, di langit kedua bertemu dengan Nabi Yahya dan Nabi Ishaq, di langit ketiga bertemu dengan Nabi Yusuf, di langit keempat bertemu dengan Nabi Idris, di langit kelima beliau bertemu dengan Nabi Harun, di langit keenam bertemu dengan Nabi Musa dan terakhir bertemu dengan Nabi Ibrahim.
Setelah melewati tujuh lapis langit, Nabi Muhammad diajak ke Baitul Makmur yang merupakan tempat para malaikat melaksanakan thawaf. Kemudian Nabi Muhammad naik ke Sidratul Muntaha tanpa Malaikat Jibril. Dalam pertemuan ini, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT kemudian beliau mendapat perintah langsung dari Allah untuk melaksanakan salat sebanyak lima puluh waktu. Ketika akan turun, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa kemudian menceritakan apa yang telah Allah perintahkan. Dengan begitu Nabi Musa menyuruh beliau agar kembali menghadap Allah SWT untuk meminta keringanan sampai akhirnya salat wajib menjadi lima waktu.
Begitulah peristiwa Isra’ Mi’raj yang patut dijadikan cambuk untuk meningkatkan ibadah kita, terutama salat. Bagi sebagian banyak remaja, sejarah mungkin adalah sesuatu yang membosankan. Hal ini bisa jadi karena cara penyampaiannya yang terkesan monoton atau itu-itu saja. Jelas hal tersebut membuat banyak pelajar kurang minat dengan sejarah hingga melupakannya, entah itu sejarah Islam atau sejarah-sejarah lain. Maka, sebagai seorang guru memang harus memiliki banyak cara agar pembelajaran tidak terkesan membosankan. Misalnya, pembelajaran sejarah bisa dengan menyaksikan film sejarah yang pastinya tidak membosankan, atau bercerita dengan berbagai alat peraga yang mendukung.
(Dihimpun dari beberapa sumber dengan penyesuaian)
Isra’ Mi’raj 27 Rajab 1444 Hijriah
SANG UTUSAN
Karya: Fairuz (X TKJ 2)
Petang telah berpulang
Menjadikan langit bermalam
Dengan Sang utusan,
Jibril membawanya
menunggang si Hewan putih,
menyusuri langit,
Menjelajah Baitul Maqdis,
Melaksanakan ibadah sujud
dengan mulianya.
Meminta kelapangan untuk Umatnya
Isra’ Mi’raj 27 Rajab 1444 Hijriah
BUAH TANGAN
Karya: Aura Zawwa (X TKJ 2)
Malam menangkup petang
Purnama tenggelam di parasnya,
kala Baginda safar ke Baitul Maqdis
Jejak menabur seri pada hilir lintasnya.
Jemari mulia menangkup doa
Menghadirkan senja di setiap kata.
Sabar nan tabah meredupkan kolam api
Yang merana sepi
Hingga membuai senyum Tuhan
Tuhan memberi 50
‘’Umatmu takkan piawai!’’ Tutur Musa.
Baginda bernegosiasi,
Tuhan sedia mengantongi buah tangan,
buah harapan.
Wahyu, shalat 5 waktu.
Isra’ Mi’raj 27 Rajab 1444 Hijriah