Sejarah Lama
Karya: Shalsa Sabilla
Tanah ini menjadi saksi
Raga-raga dingin tanpa jiwa
Langit pun melihat
Rakyat tunggang-langgang
Mencari jalan pulang
Mereka lelah tanpa menyerah
Mereka menangis namun tetap optimis
Semangatnya tak pernah padam
Kobarannya makin membesar
Merdeka diproklamirkan,
Ideologi dipertahankan
“Ingatkah kau kisah lama tentang perjuangan?”
Puluhan tahun lalu…
Pertahanan mulai runtuh
Rakyat berguguran
Nyaris kehilangan harapan
Hingga sosok itu datang
Tak peduli nyawa
Yang terpenting merdeka tetap bertahan
Mereka lah pahlawan yang berkorban
Demi kesatuan dan persatuan
Tentangmu
Karya: Shalsa Sabilla
Bersamaan dengan bangunnya mentari
Kulihat wajahmu yang berseri
Dengan gembira kau ucap
selamat pagi…
Padaku yang saat itu belum mengerti
Duhai engkau…
Yang mendekapku saat terjatuh
Mendengarkan keluh kesahku
Mengusap peluh air mataku
Mengutamakanku meski letih menderamu
Kini…
Kembali kulihat wajahmu
Pada malam-malam lelah yang seakan menunggu
Yang kau lakukan hanya tersenyum setelah
menatapku
Seakan lelah itu tersapu
Dekap hangatmu
Senyum indahmu
Kasih serta sayangmu
Pahlawanku… Ibu…
DAMAI YANG BERSELIMUT
Karya: Aura Zawwa
Di matamu bulan tenggelam,
Di jiwa mu malaikat bersemayam,
Di punggung mu terpikul tanggung jawab.
Ragamu menyelami lautan,
Demi mendapati ikan,
Agar perut tak saling bersahutan.
Hanya hujan yang tahu,
tentang sedu sedihku
di kala asa dan rindu yang mencekik.
Sungguh perih mataku,
Ketika mendapatimu
Pulang dengan keringat berlinang
Kadang kala juga menenteng robekan luka
“Aku tak apa”
Ucapmu dusta, dengan usaha
Agar aku tak merasa
pedih yang kau rasa
Gelombang Cahaya
Karya: Zhafrani Avicena A
Insan mulia berhati penuh kasih
Letih lelah kerja keras menyelimuti
Tiada henti perjuangan tulusmu
Menyinari hidupku beroleskan warna
Kesabaranmu tak terbatas adanya
Suaramu yang candu
Memanggilku ratusan kali katanya
Tetap saja…kau merawatiku
Hanya dengan goresan pena dan irama
Terimakasihku padamu
Gelombang aliran jasamu
Tak akan bisa diri ini balaskan
Sorotan cahaya tiada ujung tara
Bagaikan dirimu sang serba bisa
Pahlawan hidupku ini
Terima kasih umi
Menggapai Mimpi
Karya : Nur Halimah
Di pagi saat membuka pintu
Kulihat matahari tersenyum padaku
Daun daun menari hewan hewan bernyanyi
Perlahan dan perlahan kuhentakkan kaki
Dan menikmati hari yang bahagia ini
Kupersiapkan diri untuk memulai hari
Berjalan maju dan mulai untuk menggapai mimpi.
Kukuh
Karya: Nabila Khoirul Jannah
Peluh air yang berderai deras
Berenang pada tubuhmu
Sengatan matahari membuatmu ingin mengeluh
Tapi kau tetap kukuh
Meski segala getaran
Mengancammu tunduk luluh
Dengan kau mengingatku, mendobrakmu untuk mengimbuh
Keringat menjadi saksi bisu perjuangan
Pulang petang demi menghidupi pangan
Memberi sejuta senyuman
Memberi arti perjuangan
Menyapa petang
Karya: Nabila Khoirul Jannah
Gabungan antara rasa dan seuntai kata
Sebuah aksara kata yang penuh cinta
Bersinar di labuhan jingga menyala
Perlahan,sinarnya memudar
Lenyap ditelan gelap
Digantikan purnama yang gemerlap
BAYANG BAYANG YANG TAK TERLIHAT
Karya : Aqillah
Seluruh mata terbuka akan perjuangan mu
Kau bela kemerdekaan ini
Merelakan nyawa di medan pertempuran
Rela dadanya ditembus peluru
Meskipun tergeletak di tanah
Namun ia tetap hidup didalam jiwa
senyumnya seolah olah ingin berkata
tetapi ini sedang beradu nyawa.
Bukan tentang kalah atau menang
Tetapi ini tentang perjuanagan dan keberanian
Perjuangan untuk kemerdekaan
Perjuangan merebut tanah dari penjajah
Keberanian untuk mengusir penjajah
Keberanian untuk merelakan nyawa
Mereka tak perduli dengan harta
satu yang terpenting bagi mereka
Tanah mereka kembali
Meskipun orang yang ia sayang pergi,
Sudah pergi, Pergi jauh
Mengerikan tapi dikenang
dalam sejarah.
Namanya, jasadnya, perjuangannya
Dikenang dalam sejarah
Dicatat dalam sejarah.
Dimana hati
By:fairuz zahirah
Suara jeritan terdengar
Bagaikan nyamuk yang mendengung
Suara pelatuk yang bergantian terdengar
Membuat suasana seketika mencekam
Manusia-manusia itu ditendang
Oleh para manusia berpakaian rapi
Dengan senjata di punggung mereka
Menendang tidak melihat
Wanita atau anak
Darah bercucuran di tanah
Rumah rumah terbakar habis
Apakah mereka tidak punya hati?
Apakah mereka tak mengasihi?
Sungguh, hanya pengadilan abadi yang menanti
“Yang Tak Pernah Terlihat”
Karya: Aisyah Nurul Aini
Tanpa kenal lelah,
Tanpa amarah,
Tanpa menyalahkan siapa-siapa.
Ocehan tuntutan yang selalu berenang di kepala
Tak pernah sedikitpun meredamkan langkah.
Tapi bukankah kita masih manusia?
Itulah mengapa ada tangis
ada duka,
ada harapan,
dan cita-cita.
Walau akupun juga tak tahu
Kapan semua akan terjawab.
Dan kamu yang tetap mengusahakannya
Sampai ujung waktu,
Sampai langkah terhenti.
Sampai jasad tiada nadi,
Tapi jasa akan selalu dihati.